Penyebab Tantrum pada Anak yang Harus Momee Pahami

Apakah Momee sering mendapati Si Kecil yang menangis sangat keras hingga melakukan gerakan gerakan tertentu? Bisa jadi Si Kecil sedang mengalami tantrum. Tantrum merupakan hal yang cukup sering kita temui pada anak-anak. Tantrum pada anak biasanya merupakan petanda ketidakstabilan emosi dan stres pada anak yang bisa juga membuat orangtua frustasi.

Sayangnya, masih sering ditemui orangtua yang menganggap ini sebagai kesulitan alih-alih langsung berfokus untuk meredakan tantrumnya. Sebenarnya jika melihatnya dari sudut pandang lain, Tantrum dapat menjadi sarana dan kesempatan emas untuk mengajadinya banyak hal baru.

Umumnya akan terjadi amukan saat ia menangis yang muncul juga dengan teriakan, tendangan hingga memukul-mukul beda sekitarnya. Terjadi pada anak laki-laki maupun perempuan, Tantrum biasanya terjadi pada usia 1 hingga 3 tahun.

Penyebab tantrum pada Si Kecil

Biasanya, penyebab tantrum adalah keterbatasan kemampuan komunikasi Si kecil saat mengekspresikan perasaannya. Karena inilah banyak keinginannya yang tidak dapat ia sampaikan sehingga memicunya untuk meluapkan emosi dengan cara-cara yang disebutkan sebelumnya.

Pada beberapa kejadian, tantrum bisa menjadi tanda Si Kecil memiliki problematika psikologis seperti stres pada anak (depresi) yang membuat hiperaktif atau bahkan autisme. Di lain sisi, Tantrum juga menjadi cara baginya untuk mecuri perhatian orangtua untuk memenuhi keinginannya. Hal ini terlihat baik, padahal jika orangtua terus memenuhi keinginannya maka hal ini bisa menjadi kebiasaan buruk!

Baca Juga: 10 Tanda Umum Momee Sedang Hamil Muda

Dua jenis tantrum pada Si Kecil

Meski indikasinya sama, namun perlu untuk Momee ketahui bahwa terdapat dua jenis tantrum utama pada Si Kecil, antara lain;

1. Tantrum Manipulatif

Adalah Tantrum yang berasal dari keinginan Si Kecil yang tidak terpenuhi. Kebanyakan tantrum ini terjadi karena adanya penolakan atas yang ia inginkan. Cara terbaik untuk mengatasi Tantrum ini adalah dengan menenangkannya dan jangan menjadi kasihan terhadapnya.

2. Tantrum Frustasi

Tantrum ini terjadi karena ia masih belum memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik sehingga ia tidak mampu mengekspresikan dirinya dengan baik. Terdapat faktor eksternal yang memungkinkan Tantrum ini terjadi seperti kelelahan, atau perasaan gagal dalam kegiatannya.

Baca Juga: Membandingkan Pompa ASI Manual dan Elektrik serta Memilihnya

Bagaimana sih cara meredakan Tantrum Si Kecil?

  • Jangan ikut panik

Saat Si Kecil menangis saja sudah membuat Momee kepikiran, apalagi jika ditambah gerakannya seperti berguling-guling atau memukul benda. Hal ini wajar sebagai reaksi Momee untuk mengetahui apa yang terjadi, tapi ingat bahwa sebenarnya ia sedang mencoba mengutarakan apa yang ia inginkan. Nah jika sudah begini maka kontrol kita sebagai orangtua haruslah tepat dimulai dari tetap mencoba tenang agar suasana tetap dapat terkendali. Sikap tenang juga akan membantu penyelesaian masalah dengan baik dan juga menjadi contoh bagi Si Kecil untuk mengendalikan emosi.

  • Atur emosi Si Kecil

Berkaitan dengan emosi tentu hal utama yang harus segera Momee kendalikan ialah emosi Si Kecil. Kemarahan Si Kecil tentu adalah sebuah kenormalan dan perlu untuk diungkapkan namun pada Tantrum, ekspresi ini cenderung merusak dan membahayakan seperti jika ia memukul-mukul lemari yang akan menciderai tangannya dan merusak lemari. Momee baiknya mencontohkan bagaimana seseorang seharusnya bersikap tenang dan latih dia untuk mau menceritakan apa yang ia rasakan.

  • Memberikannya gendongan hangat

Seperti yang tadi disinggung, mencoba menenangkan Si Kecil dapat dilakukan dengan menggendong Si Kecil. Berikan dia gendongan dan pelukan yang hangat, koneksi ibu dan anak akan sangat bermanfaat saat menggendongnya sehingga akan cepat meredam kegelisahannya karena rasa aman yang ia terima.

  • Jangan memarahinya

Tantrum pada Si Kecil pasti akan membuat orangtua ikut mengalami stress dan tertekan. Namun perlu untuk Momee ketahui bahwa memarahi Si Kecil bukanlah cara yang bijak karena akan memberikannya luka psikologis. Trauma psikologis ini akan memberikan dampak pada tumbuh kembangnya kedepan.

  • Ajak Si Kecil bicara

Saat semua hal tadi sudah Momee lakukan dan ia sudah benar-benar tenang, maka inilah saat yang tepat untuk mengajaknya berbicara. Mintalah ia secara perlahan untuk menceritakan apa yang ia rasakan dan yang ia mau. Tujuannya adalah untuk mengetahui alasan utamanya menangis dan tantrum. Momen ini juga sangat bermanfaat untuk mengajarinya tentang evaluasi dan mengenal dirinya sendiri sejak dini.

Nah, tadi adalah penjelasan umum seputar Tantrum yang harus kita para orangtua ketahui, ya! Harapannya setelah mengetahui ini Moms dan Dads dapat lebih baik saat mengatasi Tantrum Si Kecil. -KJ